Sebelum membaca artikel ini secara keseluruhan,
pastikan Anda tidak dalam keadaan makan atau minum, karena dikhawatirkan Anda
akan terserang muntaber sehabis membaca ini.
Siapa sih yang nggak pernah
ngupil? Aktivitas ini adalah ‘agenda rutin’ yang dilakukan manusia (saya nggak
tahu apa hewan ngupil juga, belum pernah liat soalnya) saat hidung terasa
‘penuh’. Sayang, sebagian kita kadang mengabaikan tatapan ‘aneh’ saat
orang-orang ‘yang tidak biasa’ melihat. Alasannya bermacam-macam, tapi umumnya
pengupil (sebut saja demikian, demi efisiensi) menganggap bahwa apa yang mereka
lakukan adalah hal yang manusiawi. Toh, tidak ada undang-undang yang melarang
pengupil melakukan aktivitas ‘sakral’ itu di tempat umum.
Sayangnya, saya adalah satu dari
beberapa orang yang merasa keberatan dengan hal ini. Bagaimana pun, saya punya
hak untuk melihat pemandangan yang ‘bersih’. Saat di angkot, peristiwa ini
kadang terjadi. Dan jika kita (tanpa sengaja) melihat ‘ritual’ ini sambil
ngemut permen, bawaannya gimanaaa gituu…
Tapi bukan berarti saya melarang,
bahkan mengharamkan kegiatan tersebut. Pengupil juga punya hak untuk memenuhi
‘kegiatannya’, dan masyarakat yang tidak sepakat jangan langsung menghakimi
secara membabi-buta. Kunci agar tidak terjadi konflik adalah komunikasi.
Tetapi, rasanya kurang etis kalo kita menegur si pengupil secara
langsung---terlebih jika mereka lebih tua dari kita dan lokasinya seringkali
‘kurang tepat’, karena biasanya hal ini terjadi di tempat umum.
Lantas, apakah kita
(non-pengupil) harus mendiamkan kejadian ini? Tentu tidak. Sebagai manusia,
sepatutnya kita harus saling berbagi ilmu agar orang-orang terus berada dalam
‘jalurnya’. Karena itu, berikut ini saya membagikan ‘tutorial’ agar pengupil
tetap bisa menyalurkan ‘bakat’ dan ‘hobi’-nya.
1. Setelah mandi pagi, cek lubang
hidung Anda memakai cermin.
Setelah mandi pagi adalah waktu
yang tepat untuk membersihkan hidung. Dalam kondisi tersebut, upil ‘tidak
keras’ dan ‘kering’, sehingga lebih mudah dibersihkan. Lebih bagus lagi jika Anda
memiliki cermin kecil yang bisa dibawa-bawa. Jika tidak punya, cermin biasa pun
bisa Anda gunakan.
Selain mengecek upil, Anda juga
sekaligus memeriksa bulu hidung yang tumbuh ‘melebihi batas’. Kadang orang
sering mengabaikan masalah ini, dan ironisnya yang lebih sering menyadari
adalah orang di sekitar Anda. Sayang, mereka terlalu malu untuk menegur karena
hal ini terkesan ‘sensitif’.
2. Gunakan tisu wajah, bukan
tangan.
Menggunakan tangan untuk mengupil
bagi saya ‘lebih berisiko’, terlebih jika Anda penganut aliran’kuku panjang
lebih baik’. Disadari atau tidak, kadang sisa-sisa upil sering menempel di
ujung kuku tanpa Anda sadari. Membersihkannya pun harus teliti, agar Anda tidak
terkena ‘racun’ mematikan.
Saya sarankan Anda menggunakan
tisu wajah. Permukaannya lebih lembut dan tidak melukai hidung. Jika hidung
dalam kondisi kering, pastikan untuk membasahinya terlebih dahulu agar upil
‘tidak sulit’ dibersihkan.
3. Gunakan masker saat keluar
rumah.
Untuk kamu yang mobilitasnya
lumayan padat, jangan lupa gunakan masker saat keluar rumah (ini bukan masker
yang dipakai cewek-cewek untuk perawatan wajah itu, ya!). Kadang orang suka
menyepelekan hal ini dengan alasan biar wajah cantik atau tampannya terlihat
pengendara lain (yang kebetulan jomblo dan kece), dan akhirnya dipepet untuk
sekedar kenalan atau minta id Line. nggak nyambung sama sekali
Padahal, masker ini sangat
berguna untuk mengurangi ‘produksi’ upil berlebihan---yang ditimbulkan akibat
menghirup polusi kendaraan. Hal ini juga membantu pengupil untuk
mengurangi obsesinya ‘menggosok’ hidung secara berlebihan.
4. Selalu bawa tisu wajah, tisu
basah, cermin kecil, dan senter kecil ketika bepergian.
Penting bagi pengupil untuk
membawa benda tersebut saat bepergian. Kadang di saat tertentu Anda merasa
hidung sudah ‘penuh’ sehingga sangat mendesak untuk ‘dikeluarkan’. Jika di
‘tempat tersembunyi’ Anda tentu lebih leluasa melakukannya. Tapi bagaimana jika
sedang makan bersama kolega, atau (yang lebih parah) calon mertua Anda?
Gampang! Katakan bahwa Anda ingin
ke toilet sebentar, lalu bawalah keempat benda tadi bersama Anda. Jika Anda
berada di mal, pastikan Anda masuk di bilik toilet, bukannya nongkrong di depan
cermin wastafel. Selain lebih ‘aman’, Anda juga akan lebih ‘leluasa’. Ingat,
yang lebih penting adalah ruang privasi. Dimana pun tempatnya, pastikan
terlebih dahulu suasananya cukup sepi sehingga tak berpotensi diintip oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab.
Mungkin di antara Anda ada yang bertanya-tanya,
apa kegunaan senter kecil yang saya sebutkan? Jangan anggap sepele, karena fungsinya
untuk ‘menerangi kegelapan’ di lubang hidung Anda. Apalagi jika penerangan di
sekitar Anda minim, benda ini sangat membantu agar ‘pembersihan’ lebih optimal.
Setelah selesai, jangan lupa untuk mencuci tangan Anda dengan sabun. Jika di
tempat tersebut tidak tersedia wastafel, sekalah dengan tisu basah untuk
menuntaskan ‘sisa kuman’ yang tak terlihat.
Bagaimana, cukup membantu kan?
Pengupil jadi bisa menyalurkan hobinya tanpa mengganggu kenyamanan khalayak
umum. Dan yang paling penting, non-pengupil tidak merasa terganggu lagi dengan
pemandangan yang membuatnya ‘eneg’. :)
Keep clean and
healthy, guys!! :)
Note: Berdasarkan pengalaman pribadi