ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang tiga masalah pokok, yaitu: 1) Bagaimana
hubungan antara strata sosial dengan kepemimpinan dalam masyarakat Balanipa?,
2) Bagaimana mekanisme dalam menentukan strata sosial masyarakat Balanipa?, dan
3) Bagaimana perspektif siyasah syar’iyyah terhadap strata sosial dalam masyarakat Balanipa?
Penelitian ini bersifat penelitian hukum empiris, sebab penelitian ini
menitik-beratkan pada data primer atau dasar, yakni data yang diperoleh langsung
dari masyarakat sebagai sumber pertama melalui penelitian lapangan. Teknik
penelitian yaitu; merumuskan masalah, kerangka berpikir, mengajukan hipotesis,
pengujian hipotesis, dan menarik kesimpulan. Dalam skripsi ini, yang menjadi
populasi target adalah seluruh warga desa yang ada di wilayah Kecamatan
Balanipa, dan populasi terjangkau adalah tokoh masyarakat tiap desa yang ada di
wilayah Kecamatan Balanipa. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
terdiri dari wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi (gabungan).
Sedangkan metode pengolahan data dalam skripsi ini yaitu editing data dan koding data. Secara umum, dalam analisis data, komponen-komponen yang wajib
ada yaitu: pengumpulan data, sajian data, dan kesimpulan akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara strata sosial
masyarakat Balanipa dengan kepemimpinan sangat erat kaitannya dalam masyarakat.
Meskipun dalam pesan to dzilaling dikatakan bahwa pemimpin tidak harus dari kalangan arajang, tetapi masyarakat masih saja merasa risih jika mendengar seseorang
yang bukan turunan arajang ingin menjadi
pemimpin di suatu wilayah. Adapun mekanisme dalam menentukan strata sosial
masyarakat Balanipa pada dasarnya dilihat dari segi keturunan (ascribed
status), namun perlahan-lahan budaya ini terkikis sehingga masyarakat
kemudian menilai seseorang dari kekayaan harta yang mereka miliki. Sedangkan
perspektif siyasah syar'iyyah terhadap
strata sosial dalam masyarakat Balanipa yaitu siapapun yang memiliki kapabilitas
untuk menjadi seorang pemimpin, maka ia layak dipilih----tanpa memandang ras
dan dari turunan mana ia berasal.
Implikasi terhadap penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1) Masyarakat Balanipa----melalui ulama (pukkali)
dan tokoh masyarakat----perlu dijelaskan lebih mendalam terkait kriteria
pemimpin dengan melakukan pendekatan Alquran, hadis, dan petuah-petuah Mandar;
dan 2) Strata sosial dalam masyarakat Balanipa tidak harus dihilangkan, tetapi
dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari sebagai nilai khas dari budaya Mandar
pada umumnya.
Klik link berikut di sini.