Untukmu, yang duduk di seberang sana
Janji yang berat sebelah itu hanyalah sebuah alasan
Agar kita senantiasa memiliki waktu bersama
Menikmati bintang dengan kopi yang masih mengeluarkan uap panas
Tanpa handphone, hanya kau dan aku
Untukmu, yang duduk di seberang sana
Janji yang berat sebelah itu hanyalah sebuah alasan
Agar kau tahu, betapa sakitnya wanita jika ia selalu dibiarkan menunggu
Dan ketika waktu yang dijanjikan tiba, kau justru meninggalkannya tanpa perasaan
Namun meninggalkan jejak air mata dan bayangan
Yang tak bisa dihapus dengan sapu tangan merah jambu
Untukmu, yang duduk di seberang sana
Maaf, aku terpaksa membuat janji yang berat sebelah itu
Sore itu, di kafe ini, tempat pertama kali kita bertemu
Untuk mengutarakan perasaanku
Betapa aku mencintaimu, namun aku tak bisa mendampingimu selamanya
Karena aku telah bersamanya
Yang telah menawarkan janji
Janji yang telah kutanyakan ratusan kali padamu
Dan ribuan kali kau jawab tanpa kepastian
Di Bilik Sunyi, 14 September 2014; 12.46 a.m.
Postscript:
1. Lihat postingan aslinya di tautan ini.
2. Untuk puisi 'Janji yang Berat Sebelah', teman-teman bisa klik di sini.
- Home
- Categories
- Artikel
- Curahan Hati
- Masa2 Skul
- Curahan Hati Bebek
- Curahan Hati Bebek Part II
- Antara Teori dan Fakta: Dimanakah????
- Kenangan Manis Masa Kuliah
- Moves Like Jagger: Lagu yang Mengasyikkan....
- Amy Winehouse: Sebuah Nama Sebuah Cerita
- Sapaan dari Saya
- Kakak Yang Baik Itu...
- Pesta Pernikahan = Budaya Mubadzir
- Peristiwa Hukum yang Kurang Menyenangkan
- Cita-cita
- Lirik Lagu
- Makalah
- Resensi
- Novel
- Puisi
- Skripsi
- Tips dan Trik
- Tulisan Lepas
Sabtu, 13 September 2014
Langganan:
Postingan (Atom)