Happy Cat Kaoani

Jumat, 08 Oktober 2010

Curahan Hati Bebek part II

Kemarin2 gw sebel banget ma bonyok. Penyebabnya sih sepele---tapi menurut gw sangat big issue. Why??

Berhubung kampus gw sudah pindah---dan tempatnya itu sangat terpencil---praktis sarana angkot berubah---dari angkutan umum jadi angkutan khusus kampus :'( Bagus sih kalo angkotnya keren---sekeren angkutan umum yg dulunya gw sering jabanin---tapi ini sungguh menyedihkan, karena angkot khusus kampus itu rata2 sudah 'tuir', jadi agak nggak nyaman naiknya.....


Nah...pasti kamu2 semua dah pada tau dong maksud gw apaan??? Yup, I need a motorcycle.... Gw udah cerita yg 'macam2'....mulai dr jalan kaki ke kampus, sampe maksa2 temen buat dinebengin ampe depan lorong rumah (killer banget.. :P) Tapi tetep az....bonyok mulai deh dgn cerita2 tempo doeloenya........ Berasa gondok banget deh jadinya kalo kayak gitu....


Tapi, semalam gw mulai mikir......baru beberapa permintaan gak dikabulin, gw dah ngambek segila2nya......sementara bonyok udah berkorban seberapa banyak buat gw n sodara2 gw yg laeeen???? Mulai dari lahir ampe di usia yg bentar lagi bakalan 19 tahun......berapa banyak jasa2 bonyok ke gw???? Gw mulai menghitung.......sampe gila sendiri.......(hah?!) Dan gw mulai takjub....BEGITU BANYAK JASA2 BONYOK SELAMA INI KEPADA GW......


Yah....gw cuma mw bilang ke kamu2 semua......BERBUAT YG TERBAIKLAH KEPADA BONYOK SELAMA MEREKA MASIH ADA DI DUNIA INI......


Dan buat kamu2 yg bokap/nyokapnya udah meninggal, DOAKANLAH MEREKA DI SETIAP IBADAHMU......


Sudah siap?????

Jumat, 01 Oktober 2010

Curahan Hati Bebek

Kelas I SMA saya divonis mengidap hyperthiroid alias gondok beracun. Jadi, singkatnya itu saya disuruh mengurangi makanan yang asin2, biar hormon thiroidnya tetep stabil....

Waktu itu saya shock....!!! OMG, pliz deh......masa2 SMA tuh masa2 nyari co, masa tiba2 lgsung kena penyakit yang gak oke begini sih????? Pokoknya, sejak saat itu saya melakukan pemberontakan2 sinting (gak perlu disebutin, pokoknya malu2in bgt deh... ^_^)


Lama baru saya sadari, ternyata Tuhan memberikan saya cobaan ini agar saya pandai2 bersyukur kepada-Nya. Bayangin, sudah 18 tahun lebih saya hidup di dunia, tapi apa yang saya berikan kepada-Nya???? 


Kita cuma bisa ngomel2 melulu kalo kita lagi apes. Giliran dapet yg bagus2, baru deh kita terima kasih sama Dia....


Jadi, pertanyaannya adalah...... seberapa bersyukurkah kamu hari ini kepada-Nya????

Senin, 13 September 2010

Tevez Terlibat Perampokan Bersenjata

Saudara tiri dari pemain penyerang Manchester City, Carlos Tevez, yaitu Juan Alberto Martinez dan Carlos Veron (ipar), diberitakan Daily Mirror, dijatuhi sanksi penjara 16 tahun atas perampokan bersenjata terhadap sebuah mobil van. Dalam keterangan kepada polisi, Martinez menyebut bahwa Tevez memiliki kaitan dengan aksi mereka.

Menurut media tersebut, Martinez dan Veron mencegat sebuah van dan mengancam pengawal dengan senjata otomatis di Cordoba, Argentina. Namun, mereka pulang dengan tangan hampa karena tak bisa membuka van tersebut.

Keduanya mengatakan kepada polisi bahwa Tevez menghubungi mereka melalui telepon terkait penyerbuan tersebut. Selain itu, ia juga mengaku bersembunyi di rumah Tevez setelah melakukan perampokan, Juni 2008.
Belum ada pernyataan resmi, baik dari polisi Argentina, Tevez, Manchester City, maupun keluarga Tevez yang lain.

sumber: KOMPAS.com Selasa, 14 Sept 2010

Sabtu, 31 Juli 2010

MMS (Masa2 Skul....)

Bicara masalah kenangan waktu sekolah---dari TK, SD, SMP, dan; SMA---kalo menurut gw semuanya kagak menyenangkan.....!!! Lho?! Why??????

Iya.....waktu itu---utamanya waktu SMP---gw sering dibully gitu ma temen2......nggak tahu kenapa....mungkin karena gw cupu banget kali ya..... :-)

Tapi, kalo bicara sahabat baik---waktu SMP---......wuih gw punya dong pastinya!!!! Kalo mau disebutin.....hmm....kayaknya nggak usah kali yah......!!!! Biarlah itu semua jadi kenang2an gw...... ^_^

Mereka termasuk sahabat yang paling baik---kalo menurut gw. Soalnya, mereka betul2 mensupport saat gw butuh, mau mendengarkan masalah gw, pokoknya mereka is the best deh....

Intinya......kalo kalian semua nyari sahabat......carilah sahabat yang benar2 'multifungsi'---bukan cuma sekedar sahabat, tapi juga bisa sebagai saudara, kakak, temen curhat, de-el-el.....

Semoga tulisan ini bermanfaat buat kalian......

Kamis, 29 Juli 2010

Perang Salib (Masa Disintegrasi)

Perang Salib (perang suci) ini terjadi pada tahun 1095 M, saat Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa untuk melakukan perang suci, untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah di Baitul Maqdis yang dikuasai oleh Penguasa Seljuk yang menetapkan beberapa peraturan yang memberatkan bagi umat Kristen yang hendak berziarah ke sana.

Sebagaimana telah disebutkan, peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikert, tahun 464 H (1071 M). Tentara Sulthan Alp Arselan Rahimahullah yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 2.000.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr, Prancis dan Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan Perang Salib. Kebencian itu bertambah setelah Dinasti Seljuk dapat merebut Baitul-Maqdis pada tahun 471 H dari kekuasaan dinasti Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir. Penguasa Seljuk menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen yang ingin berziarah ke sana. Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka. Untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah ke tanah suci Kristen itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang. Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang Salib, yang terjadi dalam tiga periode.

1. Periode Pertama
Pada musim semi tahun 1095 M; 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan latin II di Timur. Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul-Maqdis (15 Juli 1099 M) dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Baitul-Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124 M). Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, Rajanya adalah Raymond.

2. Periode Kedua
Syeikh Imaduddin Zanki Rahimahullah, penguasa Moshul dan Irak, berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Namun ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Syeikh Nuruddin Zanki Rahimahullah. Syeikh Nuruddin Rahimahullah berhasil merebut kembali Antiokhia pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali.
Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyampaikan perang suci yang disambut positif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Syeikh Nuruddin Zanki Rahimahullah. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Syeikh Nuruddin Rahimahullah wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Sulthan Shalahuddin al-Ayyubi Rahimahullah yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil peperangan Shalahuddin Rahimahullah yang terbesar adalah merebut kembali Yerussalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian kerajaan latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.

Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard the LeonHart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Perancis. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Akan tetapi mereka tidak berhasil memasuki Palestina. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara tentara salib dengan Shalahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul-Maqdis tidak akan diganggu.

sumber: 
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3214016

Rabu, 07 Juli 2010

Avenged Sevenfold - Dear God (lyrics)

A lonely road, crossed another cold state line
Miles away from those I love, purpose hard to find
While I recall all the words you spoke to me
Can't help but wish that I was there
Back where I'd love to be, oh yeah

Dear God, the only thing I ask of you
Is to hold her when I'm not around, when I'm much too far away
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her and now I wish I'd stayed
Cause I'm lonely and I'm tired, I'm missing you again oh no
Once again

There's nothing here for me on this barren road
There's no one here while the city sleeps
And all the shops are closed
Can't help but think of the times I've had with you
Pictures and some memories will have to help me through, oh yeah

Dear God, the only thing I ask of you
Is to hold her when I'm not around, when I'm much too far away
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her and now I wish I'd stayed
Cause I'm lonely and I'm tired, I'm missing you again oh no
Once again

Some search, never finding a way
Before long, they waste away
I found you, something told me to stay
I gave in, to selfish ways
And how I miss someone to hold
When hope begins to fade

A lonely road, crossed another cold state line
Miles away from those I love, purpose hard to find

Dear God, the only thing I ask of you
Is to hold her when I'm not around, when I'm much too far away
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her and now I wish I'd stayed
Cause I'm lonely and I'm tired, I'm missing you again oh no
Once again

Selasa, 06 Juli 2010

Komunikasi Politik di Era Orde Baru dan Reformasi


Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara "yang memerintah" dan "yang diperintah".

1. Komunikasi Politik pada Periode Orde Baru (1966-1998)
Terjadinya krisis pilitik yang luar biasa, yaitu banyaknya demonstrasi mahasiswa, pelajar, dan ormas-ormas underbow parpol yang hidup dalam tekanan selama era demokrasi pemimpin, sehingga melahirkan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat) yaitu:

·         Bubarkan PKI,
·         Bersihkan kabinet Dwikora dari PKI, dan
·         Turunkan harga/perbaikan ekonomi.

Pemerintahan Orde Baru lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi, dan pada sisi lain rezim ini berupaya menciptakan stabilitas politik dan keamanan. Pengalaman masa lalu dengan demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin telah berakibat berlarut-larutnya instabilitas politik sehingga negara tidak memikirkan pembangunan ekonomi secara serius. Namun demikian, upaya untuk membangun stabilitas tersebut dilakukan dengan mengekang hak-hak politik rakyat atau demokrasi.

Pada awal pemerintahan Orde Baru, parpol dan media massa diberi kebebasan untuk melancarkan kritik dan pengungkapan realita di dalam masyarakat. Namun sejak dibentuknya format politik baru yang dituangkan dalam UU No. 15 dan 16 tahun 1969 (tentang pemilu dan susduk MPR/DPR/DPRD) menggirng masyarakat Indonesia ke arah otoritarian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pengisian ⅓ kursi anggota MPR dan 1/5 anggota DPR dilakukan melalui pengangkatan secara langsung tanpa melalui pemilu.

Kemenangan Golkar pada pemilu 1971 mengurangi oposisi terhadap pemerintah di kalangan sipil, karena Golkar sangat dominan, sementara partai-partai lain berada di bawah pengawasan/kontrol pemerintah. Kemenangan ini juga mengantarkan Golkar menjadi partai hegemonik yang kemudian bersama ABRI dan birokrasi menjadikan dirinya sebagai tumpuan utama rezim Orde Baru untuk mendominasi semua proses politik.

Pada tahun 1973 pemerintah memaksakan penggabungan sembilan partai politik peserta pemilu 1971 ke dalam dua parpol, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menggabungkan partai-partai Islam dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan partai-partai nasionalis dan Kristen. Penggabungan (fusi) ini mengakibatkan merosotnya perolehan suara kedua partai pada pemilu 1977, sementara Golkar mendominasi perolehan suara. Dominasi Golkar ini terus berlanjut hingga kemenangan terbesarnya diperoleh pada pemilu 1997.

Selama Orde Baru berkuasa, pilar-pilar demokrasi seperti parpol dan lembaga perwakilan rakyat berada dalma kondisi lemah dan selalu dibayangi oleh kontrol dan penetrasi birokrasi yang sangat kuat. Anggota DPR selalu dibayang-bayangi oleh mekanisme recall (penggantian anggota DPR karena dianggap terlalu kritis atau karena pelanggaran lain), sementara parpol tidak mempunyai otonomi internal.

Eksekutif sangat kuat sehingga partisipasi politik dan kekuatan-kekuatan di luar birokrasi sangat lemah. Kehidupan pers selalu dibayang-bayangi oleh pencabutan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Sementara rakyat tidak diperkenankan menyelenggarakan aktivitas sosial dan politik tanpa izin dari negara. Praktis tidak muncul kekuatan civil society yang mampu melakukan kontrol dan menjadi kekuatan penyeimbang bagi kekuasaan pemerintah Soeharto yang sangat dominan.

Dari pembahasan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa Soeharto membangun kekuasaannya dengan tiga pilar utama, yaitu ABRI, Golkar, dan birokrasi. Soeharto membatasi hak-hak politik masyarakat dengan alasan stabilitas keamanan. Pembangunan ekonomi di-ke-depankan, namun ruang kebebasan dipersempit. Akibatnya, pemerintah Soeharto berjalan nyaris tanpa kontrol dari masyarakat sehingga kemajuan ekonomi digerogoti oleh maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2. Komunikasi Politik Periode Reformasi (1998-sekarang)
Sebagian keberhasilan pemerintahan Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan ekonomi harus diakui sebagai prestasi besar bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Indikasi keberhasilan tersebut antara lain tingkat pendapatan per kapita pada tahun 1977 mencapai angka hampir mendekati US$ 1200 dengan pertumbuhan sebesar 7%. Ditambah pula meningkatnya sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Namun keberhasilan ekonomi yang dicapai pada masa Orde Baru, tidak diimbangi oleh pembangunan mental dan bidang-bidang lain. Akibat langsung yang dirasakan oleh masyarakat menjelang runtuhnya Orde Baru adalah praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang semakin marak dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini selain mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan, juga telah menghancurkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan, etika politik, moral hukum, dasar-dasar demokrasi, dan sendi-sendi agama.

Khusus di bidang politik, krisis kepercayaan tersebut direspon oleh amsyarakat melalui kelompok penekan (pressure group) dengan mengadakan berbagai macam unjuk rasa/demokrasi yang dipelopori oleh pelajar, mahasiswa, dosen, praktisi, LSM, dan politisi. Gelombang demonstrasi yang menyuarakan 'reformasi' begitu deras mengalir dengan dukungan dari berbagai kalangan yang semakin kuat dan meluas. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri. Wakil presiden BJ. Habibie yang menggantikan kepemimpinan nasional di Indonesia dilantik dihadapan Ketua MA dan Ketua serta Wakil Ketua DPR/MPR.
Dinamika politik pada periode era reformasi, dapat dilihat berdasarkan aktivitas politik kenegaraan sebagai berikut.

1.   Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak lebih luas terhadap hak-hak untuk mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan yang terwujud dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Misalnya, dikeluarkannya UU No. 12/1999 tentang Pegawai Negeri yang menjadi anggota parpol, UU No. 31/2002 tentang parpol, dan sebagainya.
2.      Upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN, berwibawa, dan bertanggung jawab dibuktikan dengan dikeluarkannya Ketetapan MPR No. IX/MPR/1998. Ketetapan MPR ini ditindak-lanjuti dengan dikeluarkannya UU No. 30 tahun 2002 tentang pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dan sebagainya.
3.      Lembaga legislatif dan organisasi sosial politik sudah memiliki keberanian untuk menyatakan pendapatnay terhadap eksekutif yang cenderung lebih seimbang dan proporsional.
4.      Lembaga tertinggi negara (MPR) telah berani mengambil langkah-langkah politik melalui pelaksanaan siding tahunan dengan menuntut adanya laporan kemajuan kerja (progress report) semua lembaga tinggi negara, amandemen terhadap UUD 1945, pemisahan jabatan antara ketua DPR dan MPR, dan sebagainya.
5.  Media massa diberikan kebebasan dalam menentukan tugas jurnalistiknya secara profesional tanpa ada rasa ketakutan untuk dicabut surat izin penerbitannya. Bahkan insan wartawan diberikan kebebasan pula untuk membentuk organisasi profesi sesuai dengan aspirasi dan tujuannya.
6.     Satu hal yang membanggakan kita dalam reformasi politik adalah dengan adanya pembatasan jabatan presiden, dan untuk pemilu 2004 presiden dan wakil presiden tidak dipilih algi oleh MPR melainkan dipilih langsung oleh rakyat. Demikian juga untuk anggota legislatif, mereka telah diketahui secara terbuka oleh masyarakat luas. Selain itu, dibentuk pula Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk mengakomodasi aspirasi daerah.

3. Quo Vadis Gerakan Reformasi
Peralihan kekuasaan dari Soeharto ke Habibie menimbulkan sejumlah reaksi dalam masyarakat. Namun, menurut Sartono Kartodirdjo, peralihan itu "baru satu fase dari reformasi". Jadi, yang lebih penting bahwa reformasi itu sendiri perlu dilaksanakan sampai tuntas. Bagaimana melembagakan sistem politik, demokratisasi, pemberantasan KKN.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana meng-introduksi (memasukkan) Trias Politica dalam kehidupan sosial dan politik Indonesia. Sebab, perumus UUD 1945, baik Bung Karno, Sjahrir, sampai dengan Soepomo masih "alergi terhadap Trias Politica". Mungkin konteksnya karena UUD 1945 itu disusun pada zaman Jepang. Sifat Jepang yang militeristis, sering disebut fasistis, memaksa penyusun UUD 1945 yang juga merupakan pendiri negara menyesuaikan diri. Pemikiran Trias Politica mungkin tidak diterima dalam konteks waktu itu sehingga susunan bagian-bagian UUD 1945 tidak sepenuhnya mencerminkan gagasan pemisahan kekuasaan dalam Trias Politica.

Disamping itu, berkuasanya Soeharto selama + 32 tahun (1966-1998) menunjukkan tidak bekerjanya mekanisme politik dan pergantian kepemimpinan. Hal itu tidak lepas dari kenyataan karena lembaga-lembaga negara dan partai politik berada di bawah kendali Soeharto. Selain itu, hak-hak sosial dan politk rakyat juga dipasung sehingga praktis posisi rakyat terhadap negara menjadi lemah.

Reformasi yang bertolak dari tumbangnya kekuasaan Soeharto pada 21 Mei 1998 memberi satu harapan baru bagi berkembangnya sistem politik yang demokratis. Partisipasi politik masyarakat berkembang dengan baik, kebebasan pers dapat pula kita nikmati, sementara daerah-daerah kini menikmati otonomi.

Walaupun demikian, masih banyak persoalan yang belum terselesaikan. Belum semua kerusakan bangsa dan negara yang diakibatkan oleh otoritarianisme dapat diperbaiki. Persoalan penegakan hukum dan pemberantasan KKN---misalnya---adalah agenda yang belum terwujud dengan baik hingga sekarang. Bahkan kini banyak pihak mempertanyakan ke mana arah reformasi (Quo Vadis Reformasi).

Di samping itu, peristiwa "lengser keprabon" itu merupakan suatu tanda bahwa sistem politik di Indonesia dalam menyelenggarakan negara kebangsaan modern belum sepenuhnya melembaga. Dalam arti, sistem politik belum diterima masyarakat dan masyarakat pun tidak menyikapi itu sebagai situasi yang wajar. Bagaimanapun, mundurnya Soeharto setelah 32 tahun berkuasa menimbulkan optimism baru bagi perubahan dan reformasi di segala bidang. Masih banyak yang harus dipikirkan dan diperjuangkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Sumber: Budiyanto. Kewarganegaraan untuk SMA kelas X. 2004. Jakarta: Erlangga.