Happy Cat Kaoani

Tampilkan postingan dengan label tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tips. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Januari 2016

Etiket: Cara Ngupil yang Baik dan Benar

Sebelum membaca artikel ini secara keseluruhan, pastikan Anda tidak dalam keadaan makan atau minum, karena dikhawatirkan Anda akan terserang muntaber sehabis membaca ini.


Siapa sih yang nggak pernah ngupil? Aktivitas ini adalah ‘agenda rutin’ yang dilakukan manusia (saya nggak tahu apa hewan ngupil juga, belum pernah liat soalnya) saat hidung terasa ‘penuh’. Sayang, sebagian kita kadang mengabaikan tatapan ‘aneh’ saat orang-orang ‘yang tidak biasa’ melihat. Alasannya bermacam-macam, tapi umumnya pengupil (sebut saja demikian, demi efisiensi) menganggap bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang manusiawi. Toh, tidak ada undang-undang yang melarang pengupil melakukan aktivitas ‘sakral’ itu di tempat umum.

Sayangnya, saya adalah satu dari beberapa orang yang merasa keberatan dengan hal ini. Bagaimana pun, saya punya hak untuk melihat pemandangan yang ‘bersih’. Saat di angkot, peristiwa ini kadang terjadi. Dan jika kita (tanpa sengaja) melihat ‘ritual’ ini sambil ngemut permen, bawaannya gimanaaa gituu

Tapi bukan berarti saya melarang, bahkan mengharamkan kegiatan tersebut. Pengupil juga punya hak untuk memenuhi ‘kegiatannya’, dan masyarakat yang tidak sepakat jangan langsung menghakimi secara membabi-buta. Kunci agar tidak terjadi konflik adalah komunikasi. Tetapi, rasanya kurang etis kalo kita menegur si pengupil secara langsung---terlebih jika mereka lebih tua dari kita dan lokasinya seringkali ‘kurang tepat’, karena biasanya hal ini terjadi di tempat umum.

Lantas, apakah kita (non-pengupil) harus mendiamkan kejadian ini? Tentu tidak. Sebagai manusia, sepatutnya kita harus saling berbagi ilmu agar orang-orang terus berada dalam ‘jalurnya’. Karena itu, berikut ini saya membagikan ‘tutorial’ agar pengupil tetap bisa menyalurkan ‘bakat’ dan ‘hobi’-nya.

1. Setelah mandi pagi, cek lubang hidung Anda memakai cermin.
Setelah mandi pagi adalah waktu yang tepat untuk membersihkan hidung. Dalam kondisi tersebut, upil ‘tidak keras’ dan ‘kering’, sehingga lebih mudah dibersihkan. Lebih bagus lagi jika Anda memiliki cermin kecil yang bisa dibawa-bawa. Jika tidak punya, cermin biasa pun bisa Anda gunakan.

Selain mengecek upil, Anda juga sekaligus memeriksa bulu hidung yang tumbuh ‘melebihi batas’. Kadang orang sering mengabaikan masalah ini, dan ironisnya yang lebih sering menyadari adalah orang di sekitar Anda. Sayang, mereka terlalu malu untuk menegur karena hal ini terkesan ‘sensitif’.

2. Gunakan tisu wajah, bukan tangan.
Menggunakan tangan untuk mengupil bagi saya ‘lebih berisiko’, terlebih jika Anda penganut aliran’kuku panjang lebih baik’. Disadari atau tidak, kadang sisa-sisa upil sering menempel di ujung kuku tanpa Anda sadari. Membersihkannya pun harus teliti, agar Anda tidak terkena ‘racun’ mematikan.

Saya sarankan Anda menggunakan tisu wajah. Permukaannya lebih lembut dan tidak melukai hidung. Jika hidung dalam kondisi kering, pastikan untuk membasahinya terlebih dahulu agar upil ‘tidak sulit’ dibersihkan.

3. Gunakan masker saat keluar rumah.
Untuk kamu yang mobilitasnya lumayan padat, jangan lupa gunakan masker saat keluar rumah (ini bukan masker yang dipakai cewek-cewek untuk perawatan wajah itu, ya!). Kadang orang suka menyepelekan hal ini dengan alasan biar wajah cantik atau tampannya terlihat pengendara lain (yang kebetulan jomblo dan kece), dan akhirnya dipepet untuk sekedar kenalan atau minta id Line. nggak nyambung sama sekali

Padahal, masker ini sangat berguna untuk mengurangi ‘produksi’ upil berlebihan---yang ditimbulkan akibat menghirup polusi kendaraan. Hal ini juga membantu pengupil untuk mengurangi obsesinya ‘menggosok’ hidung secara berlebihan.

4. Selalu bawa tisu wajah, tisu basah, cermin kecil, dan senter kecil ketika bepergian.
Penting bagi pengupil untuk membawa benda tersebut saat bepergian. Kadang di saat tertentu Anda merasa hidung sudah ‘penuh’ sehingga sangat mendesak untuk ‘dikeluarkan’. Jika di ‘tempat tersembunyi’ Anda tentu lebih leluasa melakukannya. Tapi bagaimana jika sedang makan bersama kolega, atau (yang lebih parah) calon mertua Anda?

Gampang! Katakan bahwa Anda ingin ke toilet sebentar, lalu bawalah keempat benda tadi bersama Anda. Jika Anda berada di mal, pastikan Anda masuk di bilik toilet, bukannya nongkrong di depan cermin wastafel. Selain lebih ‘aman’, Anda juga akan lebih ‘leluasa’. Ingat, yang lebih penting adalah ruang privasi. Dimana pun tempatnya, pastikan terlebih dahulu suasananya cukup sepi sehingga tak berpotensi diintip oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Mungkin di antara Anda ada yang bertanya-tanya, apa kegunaan senter kecil yang saya sebutkan? Jangan anggap sepele, karena fungsinya untuk ‘menerangi kegelapan’ di lubang hidung Anda. Apalagi jika penerangan di sekitar Anda minim, benda ini sangat membantu agar ‘pembersihan’ lebih optimal. Setelah selesai, jangan lupa untuk mencuci tangan Anda dengan sabun. Jika di tempat tersebut tidak tersedia wastafel, sekalah dengan tisu basah untuk menuntaskan ‘sisa kuman’ yang tak terlihat.


Bagaimana, cukup membantu kan? Pengupil jadi bisa menyalurkan hobinya tanpa mengganggu kenyamanan khalayak umum. Dan yang paling penting, non-pengupil tidak merasa terganggu lagi dengan pemandangan yang membuatnya ‘eneg’. :)

Keep clean and healthy, guys!! :)



Note: Berdasarkan pengalaman pribadi

Kamis, 09 Januari 2014

Tips and Tricks: How To Be A Great “Sarjana”

Kalo ditanya seputar susah tidaknya meraih titel sarjana, maka saya dengan mantap menjawab, “Alhamdulillah, saya tidak mengalami hambatan yang berarti.”

Kenapa?

Selain target, hal yang tidak kalah pentingnya dalam meraih hal tersebut adalah KEMAUAN DAN KEBULATAN TEKAD. Biarpun kamu sudah menargetkan bahwa kamu akan memakai toga di bulan April 2014, jika dari sekarang kamu belum memikirkan judul (bahkan judul kamu itu ‘masih di luar kepala’) maka itu sama dengan nyari beruang kutub di Kalimantan----alias sia-sia.

Jadi apa dong?

Baiklah, tanpa membuang waktu dan koin recehan, saya akan membagi pengalaman saya meraih titel sarjana----berdasarkan institusi tempat saya menimba ilmu, UIN Alauddin Makassar. Meski bersifat khusus, saya berusaha agar tulisan ini tetap nyaman dikonsumsi siapapun yang sudah akan melangkah ke tahap tersebut. Cekidot!  

1. Berkas-berkas
Sebelum kamu mendaftar ujian meja, pastikan berkas-berkas kamu sudah lengkap dan mantap. Biasanya; mereka bakal minta sertifikat kegiatan yang kamu wajib ikuti di semester I dan II, blangko SPP mulai semester awal hingga akhir, sertifikat KKN, KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), daftar nilai sementara dari jurusan, photo copy ijazah SMA, dan foto untuk ijazah sarjana. Buat kamu yang pernah cuti, pastikan kamu melampirkan surat keterangan cuti yang ditandatangani oleh dekan fakultas.

Untuk foto ijazah----berdasarkan apa yang berlaku di UIN Alauddin Makassar----modelnya sebagai berikut:
a. Untuk yang cowok: foto berlatar merah dengan memakai kemeja putih, berdasi hitam, dan berjas hitam.
b. Untuk yang cewek: foto berlatar merah dengan memakai jilbab hitam (memperlihatkan telinga), berkemeja putih, dan berjas hitam.

Kalo kamu nggak ingin telinga kamu keliatan----iya, nggak modis banget ya keliatannya, apalagi buat yang hobi share foto ----kamu bisa buat surat pernyataan. Contohnya banyak kok di internet. Kalo mau minta filenya, bisa hubungi saya lewat inbox.

Buat yang penasaran bawahannya pake apa, TERSERAH AJA mau pake apa nggak, kan nggak keliatan (a.k.a cuma setengah badan doang).

Oya, usahakan kamu foto di studio foto. Jangan foto di rumah terus diedit pake Photoshop, hasilnya pasti kurang maksimal. Lebih-lebih kalo kamu ngedit pake Camera360. Di studio foto kan biasanya ada kamar ganti, jadi kamu bisa ganti baju disana tanpa khawatir ada yang ngintip. Dan lebih penting lagi, biayanya juga sama aja kok.

Kenapa kamu perlu menyiapkan berkas di awal-awal? Biasanya----dan sering terjadi, mahasiswa seneng banget SKS (Sistem Kebut Semalam). Maunya semua beres dalam sehari. Okelah kalo berkas kamu lengkap semua, tapi kalo ada yang hilang----kayak blangko SPP? Ingatlah pepatah yang sering banget didengungkan, “Sedia jas hujan dan simpan di bagasi motor sebelum hujan, karena sedia payung sebelum hujan sudah terlalu mainstream.”

2. Judul skripsi
Sering terjadi, mahasiswa sering menyiapkan judul skripsi masterpiece. Saking kerennya, tuh draft skripsi masih berkutat di latar belakang masalah. Begitu sadar, taunya udah tahun 3025.

Saran saya, pilihlah judul skripsi sesuai dengan KEMAMPUAN OTAK dan JURUSAN. Misalnya, jurusan saya adalah Hukum Pidana dan Ketatanegaraan. Tentu, pemilihan judulnya seputar masalah Hukum Pidana atau Hukum Tata Negara, tinggal kamu dan otak kamu yang menyesuaikan untuk memilih yang mana. Jangan pernah mengerjakan skripsi bertema Hukum Pidana bila otak kamu lebih cenderung ke masalah Hukum Tata Negara. Jangan juga mengangkat skripsi bertema pernikahan atau wakaf, karena itu bukan bidang kajian jurusan kita.

Bila judul kamu nggak diterima, bukan berarti judul kamu jelek. Kemungkinan besar judul kamu sudah ada yang bahas, makanya itu rajin-rajinlah ke perpustakaan buat hunting atau baca-baca berita di internet, siapa tau dapat topik yang keren untuk diangkat menjadi skripsi.

Satu lagi, pastikan referensi yang tersedia mudah didapat. Jangan sampai kamu udah menemukan judul yang oke tapi referensi yang tersedia masih kurang. Oleh karena itu, penting banget kamu mengobok-obok isi perpustakaan terdekat untuk memastikannya. Jangan malas ke perpus ya!

3. Proposal/draft skripsi
Buatlah proposal/draft skripsi sesuai dengan pedoman penulisan yang ada di kampus. Kebanyakan mahasiswa menginginkan proposal mereka terlihat sempurna saat seminar, sehingga yang terjadi justru proposal itu bakal tinggal di tumpukan file dalam komputer sampe lumutan dan bakal dikerjain lagi saat teman-teman mereka satu per satu udah diwisuda, tinggal dia doang yang belum kelar-kelar sampe penerimaan mahasiswa baru yang kelima kalinya di kampus.

Intinya, buat aja semaksimal mungkin. Kalo saat seminar kamu dibantai, hal itu wajar, toh itu demi kebaikan kita untuk membuat sesuatu yang lebih keren lagi, iya nggak?

Oya, kamu harus melampirkan referensi sebanyak 17 (tujuh belas) buku agar proposal kamu bisa diseminarkan----kalo misalnya kamu belum mampu menemukan referensi sebanyak 25 (dua puluh lima) buku (banyak yang nanya soalnya, jadi dicantumin).

4. Being A Paparazzi (?)
Pembimbing itu sifatnya sangat beraneka ragam. Wajarlah, mereka kan juga manusia, bukan malaikat (pengen share disini, tapi nantilah. Saya masih melakukan penelitian yang mendalam terkait hal ini). Disini, kamu dituntut untuk menjadi seorang paparazzi yang unggul. Tapi bukan berarti, kamu sampe menguntit mereka dimana-mana (bahkan di WC sekalipun). Salah-salah, kamu kena jurus seribu bayangan alias gamparization.
Saat kamu sudah tahu bahwa si dosen A yang menjadi pembimbing kamu, maka langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah MENYELIDIKI. Penyelidikan kamu seputar tampangnya yang kayak gimana, di kelas mana biasanya beliau masuk, nomor telepon atau HP beliau, rumahnya dimana, tipe kendaraan dan nomor polisinya berapa, dan lain-lain. Kamu bisa nanya lewat teman, tetangga jurusan atau fakultas, atau dengan yang lain yang kamu anggap memiliki pengetahuan seputar dunia perdosenan.
Kenapa? Biar saat konsultasi soal skripsi kamu tidak menemui hambatan dan rintangan berarti.

Saat masa-masa konsul skripsi, hal ini juga yang saya lakukan. Saat saya mau minta tanda tangan dan sebagainya, saya cukup memperhatikan MOBIL DOSEN di tempat biasa beliau mangkal----karena dosen pembimbing saya nggak cuma mengajar di beberapa fakultas, beliau juga punya kesibukan lain di rektorat dan pascasarjana. Jadi, hal ini cukup memudahkan saya. Saya jarang menelepon mereka, kecuali bila keadaannya sangat mendesak.

Saya pernah dengar cerita dari seorang teman tentang seorang dosen yang tidak membukakan pintu pagar rumah saat dia ingin konsul skripsi. Setelah diteliti, ternyata si dosen memang tidak senang kalo ada mahasiswa yang datang ke rumahnya, beliau lebih senang untuk meladeni di kampus.

Perlu bukti lagi?

Teman saya sering nyeritain hal-hal yang berbau ‘horor’ soal pembimbing saya----kebetulan beliau jadi dosen pembimbing untuk teman saya itu. Saya sendiri cukup heran juga, soalnya saat beliau membimbing saya agak beda dengan yang teman ceritain. Setelah saya kroscek, ternyata teman saya ini sering membuat beliau ‘menunggu tak jelas’. Kadang-kadang, mereka udah janjian untuk konsul, tapi temen saya sering datang sejam setelah waktu perjanjian. Siapa yang nggak ngamuk coba kalo di-PHP begitu?

5. Pengesahan draft skripsi
Saat draft kamu udah memenuhi syarat untuk menuju langkah selanjutnya----yakni pembuatan skripsi, kamu bisa mengajukan pengesahan draft yang ditandatangani oleh kamu, pembimbing satu dan dua, ketua jurusan, dan dekan fakultas. Formatnya bisa kamu minta di senior yang kamu anggap baik hati lagi rajin menabung.

Jangan pernah nyodorin pengesahan draft skripsi saat kamu baru sekali konsul sama pembimbing. Idealnya, saat kamu udah empat atau lima kali konsul, kamu bisa mengajukan berkas tersebut. Ini pun bila dosen kamu sendiri yang minta. Jadi, sediain aja dan keluarkan saat dosen kamu udah minta.

6. Skripsi
Lama ngerjain skripsi sebetulnya bergantung dari metode yang kamu ambil. Untuk metode yang bersifat library research (penelitian kepustakaan) lamanya sekitar sebulan atau lebih. Sedangkan  metode field research (penelitian lapangan/observasi) sekitar dua bulan setengah atau lebih. Bukan berarti kamu mesti di depan laptop atau komputer tanpa makan, minum, dan senang-senang sama; teman, gebetan, pacar, atau selingkuhan (nah lho?).

Kalo kamu udah ngetik selama dua jam, ambil istirahat selama sejam. Renggangkan kembali otot-otot kamu yang lelah, terutama mata. Bila dua bab telah kamu selesaikan, ambil jeda selama sehari untuk refreshing ke tempat-tempat yang kamu sukai----sekalian nyari referensi lagi untuk tulisan selanjutnya. Jadi, kamu nggak pernah terserang sindrom stres dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa pada saat umur kamu mencapai dua puluh tahun. Serius!

Saya pribadi juga kayak gitu. Di masa-masa ngerjain skripsi, saya juga nggak pernah kehilangan waktu buat keluarga dan teman. Saat saya jenuh dan pusing memikirkan bahan selanjutnya, saya mensave, mematikan laptop, dan mengajak teman-teman untuk ke karaoke box (tapi bayar sendiri-sendiri) atau jalan-jalan sendirian di mall (sekalian singgah ke Gramedia berburu komik Conan). Saat ide tersebut muncul, saya catat di sebuah buku kecil, kemudian pulang. Jangan dibawa susah kalo sebenarnya solusi buat masalah tersebut gampang.

7. Persetujuan pembimbing
Setelah dosen pembimbing kamu merasa bahwa skripsi kamu sudah memenuhi syarat, maka langkah selanjutnya adalah meminta persetujuan yang ditanda tangani oleh pembimbing satu dan dua. Formatnya bisa kamu lihat di senior atau di buku pedoman penulisan di kampus kamu. Jangan lupa, bawalah skripsi kamu sebagai bukti bahwa skripsi kamu sudah layak untuk ‘dibantai’ di ujian meja.

Ingat, jangan pernah memaksa dosen untuk menandatangani berkas kamu. Kadang, saking kepepetnya, kamu baru meminta persetujuan beliau di detik-detik terakhir pengumpulan berkas. Akibatnya pasti sudah jelas, kalo bukan kena gampar ya diusir.

8. Ujian meja
Idealnya, SK Penguji sudah kamu setor ke dosen penguji beserta skripsi dan persetujuan pembimbing tiga hari sebelum ujian meja berlangsung. Sering-seringlah mengecek berkas kamu di bagian tata usaha; apa sudah ditandatangani oleh dekan fakultas. Kadang-kadang----saking sibuknya----mereka sering lupa membawa berkas kamu untuk ditanda tangani oleh dekan.

Datanglah sejam sebelum ujian meja berlangsung. Saat kamu sudah tiba, ingatkan lagi dosen pembimbing dan penguji melalui SMS bahwa hari ini kamu ujian. Gunakan bahasa santun dan sopan. Bawalah beberapa buku referensi yang kamu anggap berhubungan dengan skripsi. Sekedar info, biasanya penguji sangat ingin menjatuhkan mental kamu dengan cara mencari-cari kesalahan (baca: kelemahan). Jadi, sebagai mahasiswa teladan, seharusnya kamu sudah siap siaga menghadapi serangan beliau-beliau ini.



So, are you ready to be great “sarjana”?

Jumat, 18 Juni 2010

Tips Ampuh Hadapi Senioritas saat OSPEK/OPAK

Sebentar lagi gue semester III, dan itu artinya bakalan ada MABA lagi......^_^ Masa-masa ini emang menarik banget buat panitia OSPEK---kalo di UIN Alauddin Makassar nyebutnya OPAK (Orientasi Pengenalan AKademik). Selain mendatangkan profit yang lumayan buat panitia, hal ini juga menguntungkan senior, sebab mereka bisa "unjuk gigi" di hadapan junior---biasanya berupa cacian, hinaan, makian, umpatan, dsb.

Dari segi positif, OSPEK/OPAK mengajarkan kita untuk mengenal seputar dunia kampus dan tetek-bengeknya. Namun, tak ada gading yang tak retak, masalah OSPEK/OPAK sampai hari ini masih dinilai negatif---utamanya bagi MABA. Menurut mereka, OSPEK/OPAK bikin mereka gak bisa tidur semalaman, membayangkan apa yang akan terjadi saat mereka OSPEK/OPAK nanti. Apakah mereka akan dihina, dicaci, dimaki, atau yang paling buruk.....DIKERJAIN.

Dari pengalaman gw saat menjalani OPAK, emang sih MABA di UIN Alauddin waktu tahun lalu enak, soalnya bapak Rektor dan Pembantu-pembantunya turun serta untuk mengawasi kegiatan ini. Bahkan, beliau-beliau semua udah start mulai dari shubuh lho.......(nggak tahu yah kalo dikampus laiiinnnnnnnn........ :p)

Nah......buat kamyu semua.....gw bakalan bagi tips seputar OSPEK biar kamu nggak dikerjain abis-abisan ma senior kamu....
1. Jangan pernah pasang muka "melawan" ama senior tapi juga jangan pasang tampang "memelas". Intinya tuh, muka kamu kudu "biasa-biasa aja" deh....Why??? Karena.....kalo kamu pasang muka seperti yg gw sebutin tadi, kamu bakalan punya potensi buat dikerjain senior....yakin degh.........

2. Sebisa mungkin gaya kamu jangan menarik perhatian, seperti dandan terlalu menor---nggak berarti menor itu cuma buat cewek aja, cowok juga berlaku lho aturan yang sama.......---kamu terlalu centil atau SKSD ma senior, dsb.......karena hal ini bakal membuat dirimu jadi diinget ma senior dan bisa membuat kamu jadi "korban".....!!!! So.....be yourself.......okay!!!!

3. Bila kamu diberi tugas, cobalah untuk mengerjakannya dengan baik. Bila kamu diberi tugas yang harus dikumpulkan esok harinya, maka kerjakanlah...niscaya senior akan memberi nilai plus buat kamu.....
4. Khusus untuk cowok-cowok...persiapkanlah stamina dgn matang & baik, karena berdasarkan pengalaman gw, cowok biasanya lebih berpotensi bgt buat dikerjain..... So, usahain biar badan kamu nggak gampang sakit........^_^

5. Terakhir, berdo'alah kepada TUHAN YME....biar kamu bisa melewati masa OSPEK/OPAK dgn baik dan lancar......amieeeeeeennnnnn!!!!!!!

6. Selamat ber-OSPEK/ber-OPAK ria yah....... :p