Happy Cat Kaoani

Kamis, 21 Januari 2016

Best Social Media (I’ve Ever Had): PLURK

Saya pertama kali bergabung di Plurk tahun 2010, tepatnya tanggal 1 Maret nyontek dari profil. Saat itu medsos yang paling tren adalah Facebook dan Twitter. Seorang teman mengundang saya untuk bergabung di sini dan sayang sekarang dia sudah tidak aktif, dan ketika saya search untuk mencari tahu seperti apa ‘penampakannya', saya seketika jatuh cinta.

Tampilannya emang ‘nggak banget’. Sederhana, tetapi bagi saya Plurk cukup seru dan ‘lain’ dari medsos waktu itu. Dengan layout yang bisa diganti sesuai keinginan, membuat kita langsung teringat Friendster, medsos yang paling buming tahun 2000-an. Dan untuk membuat perasaan ‘lebih tersampaikan’, ada beberapa emoticons yang disediakan, tetapi ada ‘persyaratan tertentu’ bagi pengguna. Apa itu?

Namanya ‘Karma’. Bukan, ini bukan judul lagunya ‘Cokelat’, atau perbuatan manusia ketika hidup di dunia. Karma itu sejenis poin yang harus diraih pengguna agar tampilan plurk-nya maksimal. Makin tinggi karma, emoticons yang didapat semakin banyak. Awalnya, karma plurk itu sampai angka 100. Belakangan, angkanya semakin bertambah. Untuk saat ini, karma tertinggi yang diraih seorang plurker Indonesia adalah 150. Saya juga nggak tahu pasti sampai kapan karma ini berlanjut (langsung baper di bagian ini)..


Tampilan Profil Plurk

Selain emoticons, plurk juga menyediakan berbagai ‘aktivitas’ untuk menggambarkan perasaan kita. Ada salah satu ungkapan yang menjadi andalan plurker sejati, yakni ‘whisper’ atau ‘bisik’. Ungkapan ini berguna bagi plurker yang ingin menyampaikan sesuatu tapi tidak ingin diketahui sebagai dirinya. Contohnya; plurker A ingin menyatakan perasaannya pada plurker B tanpa diketahui yang bersangkutan karena kemungkinan besar ditolak, karena itu ia mengirim ‘whisper’.


Berbagai ‘aktivitas disediakan untuk melengkapi Plurk-mu

Yang unik, ‘whisper’ ini hanya terlihat di circle pertemanan pengguna. Jadi, pastikan kamu berteman dengan sang target sebelum melancarkan ‘bisikan’ hatimu. :D


Tampilan Plurk anonymous (kiri) dan Plurk ‘normal’

Meski pilihan sosmed sekarang semakin menggila, toh saya tetap setia menggunakan Plurk. Tidak ada orang yang akan mengataimu ‘alay’ jika kamu apdet status begini, "Huft, hujannya kok belum reda ya? (emoticon sedih)" Jika di medsos lain, dalam waktu sepersekian detik statusmu akan di-capture dan jadi bahan meme orang iseng.

Bagaimana denganmu? Tertarik buat gabung? :)

Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  

3 komentar: