Happy Cat Kaoani

Jumat, 04 Maret 2016

SPOTLIGHT: Menyuarakan Mereka yang ‘Bungkam’

Poster film Spotlight
Walter “Robby” Robinson (Michael Keaton), adalah editor dari Spotlight, tim yang terdiri dari beberapa jurnalis yang menulis artikel investigasi (yang membutuhkan waktu beberapa bulan untuk riset dan publikasi) pada koran The Boston Globe. Jurnalis tersebut di antaranya Michael Rezendes (Mark Ruffalo), Sacha Pfeiffer (Rachel McAdams), Matt Carroll (Brian d’Arcy James). Tahun 2001, koran itu mempekerjakan editor baru, Marty Baron (Liev Schreiber). Dari sini keduanya pun mulai bertemu setelah diperkenalkan oleh Ben Bradlee Jr. (John Slattery), seorang projects editor Globe.

Setelah Baron membaca kolom tulisan seorang pengacara, Mitchell Garabedian (Stanley Tucci) di Globe—dimana ia menyebut bahwa Kardinal Law (Uskup Agung Boston [Len  Cariou]) tahu bahwa pastur John Geoghan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dan tak melakukan apa pun untuk menghentikannya—dia mendesak Spotlight untuk menyelidiki ini lebih dalam.

Sekilas terlihat mudah sebagaimana ‘berita lainnya’, namun mayoritas penduduk Boston menganut Katolik. Jika ini diangkat ke publik, tentu reaksi masyarakat akan ‘heboh’. Tetapi mereka bersikukuh berita ini harus dimuat demi prinsip teguh yang dipegang seorang wartawan: menyuarakan kebenaran. Tim Spotlight satu per satu mendatangi korban, pengacara (pihak korban dan pelaku), pastur, psikoterapi, hingga penegak hukum. Dari penggalian informasi ini mereka menemukan fakta-fakta yang ‘mengerikan’.

Konflik batin pun mulai terasa. Mereka sadar, lingkungan dan keluarga masing-masing dalam bahaya. Bisakah mereka memutus mata rantai ini lewat ‘pedang’ bernama kata?
***
Film tentang jurnalis yang saya tonton pertama kali adalah State of Play. Pembunuhan yang dianggap ‘biasa’ ternyata menyimpan ‘konspirasi’ yang diungkap dengan apik oleh seorang jurnalis (saya tunggu rekomendasi film serupa dari teman-teman di kolom komentar). Keduanya memiliki spirit yang sama: mencoba mengungkap sebuah ‘kejadian’ berdasarkan fakta dan bukti (yang kuat) dengan tetap menjaga netralitas sebagai jurnalis.

Film ini seolah ‘menyindir’mereka yang tak ‘berani bersuara’.  Peran seorang wartawan harus diperlihatkan jika orang-orang di sekeliling (termasuk ‘tokoh penting’dalam sebuah kota) memilih untuk ‘tutup mata’ terhadap persoalan ‘tabu’. Segala resiko harus mereka tanggung demi kebenaran dan keadilan untuk korban. Di film ini penonton seolah ikut merasakan emosi yang diperankan dengan baik oleh aktor dan aktris (yang beberapa di antaranya ‘tidak asing’ bagi saya).

Dari sudut cerita dan alur, film ini mudah diikuti dan cocok ditonton dengan keluarga. Harap diperhatikan juga bagi orang tua untuk mendampingi anaknya—yang belum dewasa dan matang—menonton film ini, karena ada dialog yang ‘sensitif’.

Karena torehan prestasinya di Oscar, saya pun penasaran dengan film ini dan memutuskan untuk menontonnya. Dan saya sangat merekomendasikan film ini untuk mereka yang sedang atau akan berprofesi sebagai jurnalis. Sayangnya, di credit title tidak disertakan dokumentasi berupa foto dari Tim Spotlight. Tetapi bagi teman-teman yang penasaran, silahkan klik tautan ini untuk melihat profil mereka.

Terakhir, saya ingin mencantumkan sebuah quot yang saya dapatkan dari browsing di Google untuk jurnalis Indonesia, agar senantiasa memegang teguh independensi dalam memuat sebuah berita.

Jumat, 19 Februari 2016

Pemain 'Reply 1988' "Terdampar" di Namibia

Setelah 'menculik' Jung Woo dan kawan-kawan, kali ini PD Na kembali 'membuang' pemain Reply 1988 di Namibia. tvN telah resmi merilis preview videonya di situs mereka.



Cuplikan video variety show 'Youth Over Flowers: Africa'



Dalam season selanjutnya, Youth Over Flowers menghadirkan empat aktor dari drama Reply 1988 untuk bertualang ke Namibia; sebuah negara yang terletak di Afrika bagian barat daya. Aktor Ryu Jun-yeol, Ko Kyung-pyo, dan Ahn Jae-hong dibawa pergi dari Thailand oleh para kru 'Youth Over Flowers' saat mereka sedang syuting. Sementara Park Bo-gum bergabung dengan mereka di Namibia setelah rekaman acara Music Bank di Korea.

Cuplikan perdananya sendiri ditayangkan saat episode 'Youth Over Flowers: Iceland' tanggal 5 Februari 2016. Dalam video terlihat mereka menikmati perjalanan di Namibia (dengan rekaman slow-motion). Mereka menikmati angin berembus yang menerpa wajah di mobil terbuka, Ko Kyung-pyo yang kurang sukses melakukan cartwheel di gurun Namibia, Ahn Jae-hong yang bermain dengan pasir, hingga kuartet ini tiba di tujuan akhir: air terjun Victoria (Victoria Falls).

Episode pertama dari serial ini akan tayang pada 19 Februari 2016 di tvN pukul 09.45 p.m.. Untuk di channel M episode perdananya akan tayang tanggal 5 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.
Terbayang kan bagaimana serunya kuartet ini bertualang di 'negeri panas'? :D


Minggu, 07 Februari 2016

Tata Cara Pengurusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (untuk wilayah Makassar)

Postingan ini merupakan rikues dari beberapa teman (yang sering bertanya lewat medsos saya). Kebetulan sekarang ini musim lowongan kerja. Mumpung sempat dan punya waktu luang, jadilah saya menuliskan ini untuk teman-teman yang masih bingung.
Buat yang gagal kurang paham, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (atau disingkat SKCK) adalah surat yang dibutuhkan beberapa penyedia kerja (entah yang bersifat swasta atau negeri). Surat ini diperlukan untuk ‘membuktikan’ bahwa sang pelamar tidak memiliki ‘catatan buruk’ di kepolisian.
Lalu, apa saja persyaratan yang dibutuhkan untuk SKCK? Di postingan ini akan saya bagi menjadi dua; untuk teman-teman yang baru mengurus dan memperpanjangnya. Cekidot bibeh!

Mengurus SKCK
Saya pertama kali membuat SKCK tahun 2014. Awalnya saya pikir mengurusnya bakal ribet. Tapi, jika teman-teman sudah tahu prosedurnya maka akan mudah. Apa saja yang perlu disiapkan?
Pertama-tama, kamu ke kantor kelurahan setempat untuk meminta rekomendasi. Bawalah foto kopi kartu identitas, supaya pegawai kelurahan tidak rieut menanyakan biodatamu. Setelah selesai, kamu bisa meluncur ke Polres setempat untuk meminta rekomendasi pembuatan SKCK. Oya, bagi teman-teman yang tempat tinggalnya di wilayah Kecamatan Rappocini, Polres setempat tidak membutuhkan rekomendasi kelurahan. Jadi, teman-teman bisa langsung menuju ke Polsek Rappocini. Untuk Polres lain, saya kurang tahu pasti. Tapi nggak ada salahnya teman-teman ke kelurahan untuk berjaga-jaga.
Setelah itu, teman-teman menuju Polres. Bagi teman-teman yang bingung wilayahnya termasuk dalam Polres mana pengalaman pribadi soalnya, teman-teman bisa cek di kartu identitas (Kartu Tanda Penduduk). Perhatikan di bagian kecamatan mana teman-teman berdomisili. Misalnya, jika tempat tinggalmu berada dalam Kecamatan Mamajang, berarti kamu harus meminta rekomendasi ke Polsek Mamajang.
Saya lupa apa saja persyaratannya (jika ada waktu saya akan update persyaratannya apa saja); tapi teman-teman sediakan saja foto kopi ijazah terakhir, foto kopi kartu identitas, foto kopi Kartu Keluarga, serta pas foto (berlatar merah)  ukuran 3x4 cm dan 4x6 cm. Saya sarankan bawalah berkas-berkas tersebut sebanyak-banyaknya. Berkas yang berlebih jauh lebih baik daripada kurang. Untuk biaya administrasinya, seingat saya sekitar 10.000 rupiah (untuk Polsek Rappocini).
Setelah ke polsek, barulah menuju ke Polrestabes untuk membuat SKCK. Sebelum ke bagian administrasi, terlebih dulu kamu mengurus Kartu Sidik Jari (jika belum memiliki kartu tersebut). Sediakan pas foto (berlatar merah) ukuran 2x3 cm. Saya lupa berapa lembar persisnya yang dibutuhkan. Tapi sediakan saja 5-7 lembar foto. Biaya administrasinya sekitar 10.000 rupiah. Dalam proses pembuatannya, kamu akan mengisi berkas yang meliputi; tinggi dan berat badan, warna rambut, golongan darah, warna mata, dan sebagainya. Jadi pastikan data yang kamu berikan valid. Oya, di sesi ini tanganmu akan ‘kotor’ sedikit. Bawalah tisu basah untuk mengusap tanganmu dari noda.
Selanjutnya, kamu tinggal mengisi data-data yang diperlukan untuk mendapatkan SKCK. Ada pun berkas yang perlu kamu siapkan antara lain:
1. Rekomendasi polsek setempat;
2. Foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau kartu identitas lain;
3. Foto kopi ijazah terakhir;
4. Pas foto 4x6 (berlatar merah) sebanyak empat lembar;
5. Mengisi daftar pertanyaan dan kartu TIK; serta
6. Kartu Sidik Jari.
Proses pembuatannya tidak terlalu lama, jadi teman-teman tunggu saja hingga  namamu dipanggil. Petugas memanggil namamu dengan tujuan untuk mengonfirmasi apakah data-data yang diisi sudah benar. Jika sudah selesai, petugas biasanya akan menanyakan apa SKCK ini ingin diperbanyak dan dilegalisir. Biayanya 10.000 rupiah (pembayaran dilakukan di loket) untuk lima lembar salinan SKCK beserta legalisirnya (berdasarkan peraturan perundang-undangan). Masa berlakunya SKCK selama enam bulan, sedangkan Kartu Sidik Jari sendiri seumur hidup.

Bentuk SKCK

Perpanjangan SKCK
Setelah enam bulan, masa berlaku surat tersebut sudah habis. Kamu masih membutuhkannya karena tak kunjung dapat kerja  karena ingin mengurus untuk hal lain. Jadi, berkas-berkas yang diperlukan untuk kamu bawa ke Polrestabes yakni:
1. SKCK lama;
2. Foto kopi KTP atau lainnya;
3. Foto kopi ijazah; dan
4. Pas foto ukuran 4x6 cm (berlatar merah) sebanyak tiga lembar.
Selanjutnya---sama seperti sebelumnya---kamu tinggal menunggu untuk dipanggil ke ruang administrasi.
Catatan penting!
1. Simpan baik-baik KSJ (Kartu Sidik Jari) dan SKCK.
Masa berlakunya seumur hidup, dan kegunaannya juga bermacam-macam. Jangan khawatir, kartu ini sudah di-press oleh petugas sehingga lebih awet. Jika hilang, hubungi Polrestabes setempat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
SKCK lama juga diperlukan jika kamu ingin memperpanjangnya (sudah baca persyaratannya, belum?). Karena itu harap kamu tidak sembrono. Jika khawatir akan tercecer, simpanlah di map tersendiri untuk memudahkan bila suatu saat diperlukan.
2. Pas foto kamu harus dilakukan di studio foto dan berpakaian rapi (memakai kemeja).
Petugas tidak menerima foto yang diambil menggunakan kamera handphone dan memakai baju kaos. Gambar cenderung kurang jelas, dan komposisinya biasanya buruk. Petugas juga melarang pelamar memakai baju kaos karena kesannya kurang sopan.
3. Membawa berkas-berkas secara ‘berlebih’.
Berlebih di sini bukan berarti over-limited (misalnya foto kopi-an berkas yang kamu bawa sebanyak 100 rim). 10-15 lembar untuk setiap berkas saya pikir sudah cukup. Dana yang kamu bawa juga sebaiknya ‘lebih’ dari yang diperlukan. 100.000-150.000 rupiah saya pikir sudah cukup. Ini untuk berjaga-jaga, karena dana yang saya sebutkan hanya sebatas perkiraan (bukan buat nyogok petugasnya, ya!)
4. Jangan menyerahkan pada calo!
Saat pengurusan SKCK yang pertama kalinya, saya ditawari oleh seseorang dengan alasan agar ‘lebih cepat’ serta ia mengenal ‘orang dalam’. Awalnya saya ingin menerima (karena kasihan), tapi setelah saya pikir-pikir biayanya pasti lebih mahal. Dan benar saja, calonya minta ‘uang saku’ sebanyak 200.000 rupiah. Jauh lebih ‘fantastis’ dibanding harga perkiraan, kan?
5. Sabar, terampil, dan gembira.
Yang namanya mengurus hal-hal seperti ini pasti membutuhkan waktu yang lama. Jangan asal main semprot petugas dan menyalahkan birokrasi. Bagaimana pun mereka sudah berusaha melayani dengan maksimal. Jika ada hal yang kurang jelas, jangan malu untuk bertanya dengan petugas dengan tampang kiyut tanpa efek B612. Oya, saat pengisian biodata petugas sudah menyediakan contoh pengisiannya. Jadi tidak perlu khawatir dan bingung.

Bagaimana, sudah cukup paham? Jangan lupa untuk saling berbagi di kolom komentar atau medsos saya mengenai pengurusan SKCK di tempatmu masing-masing.

Siap, 86!

Senin, 25 Januari 2016

Etiket: Cara Ngupil yang Baik dan Benar

Sebelum membaca artikel ini secara keseluruhan, pastikan Anda tidak dalam keadaan makan atau minum, karena dikhawatirkan Anda akan terserang muntaber sehabis membaca ini.


Siapa sih yang nggak pernah ngupil? Aktivitas ini adalah ‘agenda rutin’ yang dilakukan manusia (saya nggak tahu apa hewan ngupil juga, belum pernah liat soalnya) saat hidung terasa ‘penuh’. Sayang, sebagian kita kadang mengabaikan tatapan ‘aneh’ saat orang-orang ‘yang tidak biasa’ melihat. Alasannya bermacam-macam, tapi umumnya pengupil (sebut saja demikian, demi efisiensi) menganggap bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang manusiawi. Toh, tidak ada undang-undang yang melarang pengupil melakukan aktivitas ‘sakral’ itu di tempat umum.

Sayangnya, saya adalah satu dari beberapa orang yang merasa keberatan dengan hal ini. Bagaimana pun, saya punya hak untuk melihat pemandangan yang ‘bersih’. Saat di angkot, peristiwa ini kadang terjadi. Dan jika kita (tanpa sengaja) melihat ‘ritual’ ini sambil ngemut permen, bawaannya gimanaaa gituu

Tapi bukan berarti saya melarang, bahkan mengharamkan kegiatan tersebut. Pengupil juga punya hak untuk memenuhi ‘kegiatannya’, dan masyarakat yang tidak sepakat jangan langsung menghakimi secara membabi-buta. Kunci agar tidak terjadi konflik adalah komunikasi. Tetapi, rasanya kurang etis kalo kita menegur si pengupil secara langsung---terlebih jika mereka lebih tua dari kita dan lokasinya seringkali ‘kurang tepat’, karena biasanya hal ini terjadi di tempat umum.

Lantas, apakah kita (non-pengupil) harus mendiamkan kejadian ini? Tentu tidak. Sebagai manusia, sepatutnya kita harus saling berbagi ilmu agar orang-orang terus berada dalam ‘jalurnya’. Karena itu, berikut ini saya membagikan ‘tutorial’ agar pengupil tetap bisa menyalurkan ‘bakat’ dan ‘hobi’-nya.

1. Setelah mandi pagi, cek lubang hidung Anda memakai cermin.
Setelah mandi pagi adalah waktu yang tepat untuk membersihkan hidung. Dalam kondisi tersebut, upil ‘tidak keras’ dan ‘kering’, sehingga lebih mudah dibersihkan. Lebih bagus lagi jika Anda memiliki cermin kecil yang bisa dibawa-bawa. Jika tidak punya, cermin biasa pun bisa Anda gunakan.

Selain mengecek upil, Anda juga sekaligus memeriksa bulu hidung yang tumbuh ‘melebihi batas’. Kadang orang sering mengabaikan masalah ini, dan ironisnya yang lebih sering menyadari adalah orang di sekitar Anda. Sayang, mereka terlalu malu untuk menegur karena hal ini terkesan ‘sensitif’.

2. Gunakan tisu wajah, bukan tangan.
Menggunakan tangan untuk mengupil bagi saya ‘lebih berisiko’, terlebih jika Anda penganut aliran’kuku panjang lebih baik’. Disadari atau tidak, kadang sisa-sisa upil sering menempel di ujung kuku tanpa Anda sadari. Membersihkannya pun harus teliti, agar Anda tidak terkena ‘racun’ mematikan.

Saya sarankan Anda menggunakan tisu wajah. Permukaannya lebih lembut dan tidak melukai hidung. Jika hidung dalam kondisi kering, pastikan untuk membasahinya terlebih dahulu agar upil ‘tidak sulit’ dibersihkan.

3. Gunakan masker saat keluar rumah.
Untuk kamu yang mobilitasnya lumayan padat, jangan lupa gunakan masker saat keluar rumah (ini bukan masker yang dipakai cewek-cewek untuk perawatan wajah itu, ya!). Kadang orang suka menyepelekan hal ini dengan alasan biar wajah cantik atau tampannya terlihat pengendara lain (yang kebetulan jomblo dan kece), dan akhirnya dipepet untuk sekedar kenalan atau minta id Line. nggak nyambung sama sekali

Padahal, masker ini sangat berguna untuk mengurangi ‘produksi’ upil berlebihan---yang ditimbulkan akibat menghirup polusi kendaraan. Hal ini juga membantu pengupil untuk mengurangi obsesinya ‘menggosok’ hidung secara berlebihan.

4. Selalu bawa tisu wajah, tisu basah, cermin kecil, dan senter kecil ketika bepergian.
Penting bagi pengupil untuk membawa benda tersebut saat bepergian. Kadang di saat tertentu Anda merasa hidung sudah ‘penuh’ sehingga sangat mendesak untuk ‘dikeluarkan’. Jika di ‘tempat tersembunyi’ Anda tentu lebih leluasa melakukannya. Tapi bagaimana jika sedang makan bersama kolega, atau (yang lebih parah) calon mertua Anda?

Gampang! Katakan bahwa Anda ingin ke toilet sebentar, lalu bawalah keempat benda tadi bersama Anda. Jika Anda berada di mal, pastikan Anda masuk di bilik toilet, bukannya nongkrong di depan cermin wastafel. Selain lebih ‘aman’, Anda juga akan lebih ‘leluasa’. Ingat, yang lebih penting adalah ruang privasi. Dimana pun tempatnya, pastikan terlebih dahulu suasananya cukup sepi sehingga tak berpotensi diintip oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Mungkin di antara Anda ada yang bertanya-tanya, apa kegunaan senter kecil yang saya sebutkan? Jangan anggap sepele, karena fungsinya untuk ‘menerangi kegelapan’ di lubang hidung Anda. Apalagi jika penerangan di sekitar Anda minim, benda ini sangat membantu agar ‘pembersihan’ lebih optimal. Setelah selesai, jangan lupa untuk mencuci tangan Anda dengan sabun. Jika di tempat tersebut tidak tersedia wastafel, sekalah dengan tisu basah untuk menuntaskan ‘sisa kuman’ yang tak terlihat.


Bagaimana, cukup membantu kan? Pengupil jadi bisa menyalurkan hobinya tanpa mengganggu kenyamanan khalayak umum. Dan yang paling penting, non-pengupil tidak merasa terganggu lagi dengan pemandangan yang membuatnya ‘eneg’. :)

Keep clean and healthy, guys!! :)



Note: Berdasarkan pengalaman pribadi

Kamis, 21 Januari 2016

Best Social Media (I’ve Ever Had): PLURK

Saya pertama kali bergabung di Plurk tahun 2010, tepatnya tanggal 1 Maret nyontek dari profil. Saat itu medsos yang paling tren adalah Facebook dan Twitter. Seorang teman mengundang saya untuk bergabung di sini dan sayang sekarang dia sudah tidak aktif, dan ketika saya search untuk mencari tahu seperti apa ‘penampakannya', saya seketika jatuh cinta.

Tampilannya emang ‘nggak banget’. Sederhana, tetapi bagi saya Plurk cukup seru dan ‘lain’ dari medsos waktu itu. Dengan layout yang bisa diganti sesuai keinginan, membuat kita langsung teringat Friendster, medsos yang paling buming tahun 2000-an. Dan untuk membuat perasaan ‘lebih tersampaikan’, ada beberapa emoticons yang disediakan, tetapi ada ‘persyaratan tertentu’ bagi pengguna. Apa itu?

Namanya ‘Karma’. Bukan, ini bukan judul lagunya ‘Cokelat’, atau perbuatan manusia ketika hidup di dunia. Karma itu sejenis poin yang harus diraih pengguna agar tampilan plurk-nya maksimal. Makin tinggi karma, emoticons yang didapat semakin banyak. Awalnya, karma plurk itu sampai angka 100. Belakangan, angkanya semakin bertambah. Untuk saat ini, karma tertinggi yang diraih seorang plurker Indonesia adalah 150. Saya juga nggak tahu pasti sampai kapan karma ini berlanjut (langsung baper di bagian ini)..


Tampilan Profil Plurk

Selain emoticons, plurk juga menyediakan berbagai ‘aktivitas’ untuk menggambarkan perasaan kita. Ada salah satu ungkapan yang menjadi andalan plurker sejati, yakni ‘whisper’ atau ‘bisik’. Ungkapan ini berguna bagi plurker yang ingin menyampaikan sesuatu tapi tidak ingin diketahui sebagai dirinya. Contohnya; plurker A ingin menyatakan perasaannya pada plurker B tanpa diketahui yang bersangkutan karena kemungkinan besar ditolak, karena itu ia mengirim ‘whisper’.


Berbagai ‘aktivitas disediakan untuk melengkapi Plurk-mu

Yang unik, ‘whisper’ ini hanya terlihat di circle pertemanan pengguna. Jadi, pastikan kamu berteman dengan sang target sebelum melancarkan ‘bisikan’ hatimu. :D


Tampilan Plurk anonymous (kiri) dan Plurk ‘normal’

Meski pilihan sosmed sekarang semakin menggila, toh saya tetap setia menggunakan Plurk. Tidak ada orang yang akan mengataimu ‘alay’ jika kamu apdet status begini, "Huft, hujannya kok belum reda ya? (emoticon sedih)" Jika di medsos lain, dalam waktu sepersekian detik statusmu akan di-capture dan jadi bahan meme orang iseng.

Bagaimana denganmu? Tertarik buat gabung? :)

Rabu, 20 Januari 2016

3 Meals A Day: Kembali Ke Kehidupan Alam

Poster variety show '3 Meals A Day: Jeongseon Village'
Acara ini dibuat karena ‘obrolan iseng’ seorang PD dengan Lee Seo-jin yang terkesan dengan kemampuannya ‘mengolah makanan’ dengan bahan minim untuk para kakek di Grandpas Over Flowers dalam bagian perjalanan ke Spanyol. Saat kembali ke Seoul beberapa waktu kemudian, acara ini pun dibuat dengan Taecyeon ‘2PM’ sebagai rekannya. FYI, mereka berdua dipasangkan karena saat itu baru saja selesai bekerja sama dalam sebuah drama berjudul ‘Wonderful Days’.

Pertama nonton awalnya nggak ngeh juga. Iya, serius. Soalnya seperti kegiatan sehari-hari: bangun tidur, makan, bekerja di ladang, istirahat, dan seterusnya. Benar-benar beda pokoknya dengan reality show Korea yang lain. Tapi, semakin diperhatikan semakin menarik. Apalagi acara dengan genre seperti ini termasuk baru di Korea.


Perpaduan antara sifat Seo-jin yang penggerutu dengan Taecyeon yang ceroboh pastinya bakal seru dan sayang untuk dilewatkan. Di awal episode, mereka berdua (utamanya Seo-jin) selalu mengeluh karena mereka sama sekali awam tentang kehidupan pedesaan. Mereka tidak tahu cara menyalakan api secara tradisional, memasak menggunakan tungku, memanaskan ruangan, cara berladang, dan segala hal yang berbau pedesaan lainnya.




Rumah 3 Meals A Day: Jeongseon Village

Di musim pertama mereka berkenalan dengan tanaman serbaguna. Jadi, bila mereka meminta daging tiap kilogram, akan ditukar dengan satu kantong tanaman serbaguna. Di awal-awal, mereka tidak bisa menahan godaan untuk memakan daging. Apalagi tamu-tamu mereka adalah 'orang penting', sehingga mau tak mau mereka harus menyajikan daging agar mereka puas.


Di season dua, mereka terlihat lebih mahir. Sedikit demi sedikit Taecyeon mulai terbiasa dengan kehidupan pedesaan. Di musim kedua, Kim Kwang-gyoo dipanggil menjadi member. Kwang-gyoo dipanggil mungkin karena dia terlihat sangat menikmati kehidupan pedesaan ketika jadi bintang tamu sebelumnya. Selain itu, mereka butuh 'tenaga'-nya, karena di musim kedua ini mereka 'berperang'  dengan jagung.

Serunya kehidupan mereka tidak sebanding tanpa kehadiran maskot. Yuk berkenalan dengan mereka satu per satu. :)



1. Mingky


Mingky kecil (atas) dan dewasa (bawah)

Mingky adalah anjing betina asli Jeongseon. Anjing ini katanya milik seorang nenek yang tinggal di sana. Awalnya, namanya bukan Mingky (saya lupa nama sebelumnya, masih mencari episode pertama). Choi Hwa-jung lah yang memberi nama itu, karena ia rasa nama itu lebih pantas untuknya.

Yang unik, Taecyeon mengaku kalo ini adalah hewan peliharaannya yang pertama. Sebelumnya, dia tidak punya peliharaan sama sekali. Sedangkan Seo-jin mengaku kalo ia benci binatang. Dia nggak suka dengan bulu binatang yang rontok. Tapi saat tahu Mingky hamil, dia jadi merasa kasihan padanya. Dia juga yang memberi nama anak-anak Mingky (yang semuanya jantan), Sapi (dari kata sapphire) dan Eddie (dari kata emerald). Tadinya mau dikasih nama seperti nama bangsawan Eropa, tapi Seo-jin takut mereka akan marah karena dianggap melecehkan (ada-ada aja :D).

Foto sebelah kiri (dari kiri-kanan): Sapi dan Eddie saat baru berusia tiga hari.
Foto sebelah kanan (dari kiri-kanan): Eddie dan Sapi usia empat bulan.


Tadinya, Taecyeon ingin mengadopsi Mingky dan kedua anaknya. Tapi PD Na bilang Mingky tidak bisa dibawa sebab anjing itu punya pemilik. Jadinya Taecyeon hanya membawa Eddie, sedangkan Sapi tetap di Jeongseon bersama induknya.



2. Jackson



Jackson adalah 'member' kedua setelah Mingky. PD Na sendiri yang memberi nama untuknya. Awalnya saya pikir itu jantan, tapi ternyata setelah PD Na memberitahu alasan untuk memelihara Jackson, saya baru ngeh kalo dia itu betina. Seo-jin awalnya menggerutu (seperti biasa, karena dia nggak suka binatang), sehingga tugas memerah susu diserahkan pada Taecyeon. Tapi lama-kelamaan, Seo-jin jadi menyukai Jackson. Pun sebaliknya, Jackson begitu ramah padanya. Mereka pun sering diledek sebagai 'pasangan'.

Jackson melahirkan anak-anaknya di minggu pertama bulan Februari 2015. Oleh Seo-jin, keduanya diberi nama Pearl (dari black pearl) dan Diamond (dari white diamond). Seo-jin beralasan, anak-anak seperti batu permata. Karena itu ia harus dijaga dan dirawat dengan baik sebagai generasi penerus. Oya, anak-anak Jackson semuanya adalah betina.


Foto sebelah kiri (dari kiri-kanan): Anak-anak Jackson saat baru dilahirkan.
Foto sebelah kanan (dari kiri-kanan): Pearl dan Diamond dewasa.


Klik di sini untuk melihat foto-foto lainnya. Jangan lupa juga lihat teaser-nya:)


Rabu, 06 Januari 2016

'Youth Over Flowers' Terbaru Syuting di Islandia

Tau kan acara jalan-jalan yang murah ala PD Na? Yup, salah satunya adalah Youth Over Flowers. Di Korea, reality show ini mencatat rating sebanyak 9,1 persen pada saat premiere-nya di Hari Tahun Baru. Ini adalah rekor tertinggi untuk debut setiap acara hiburan teve kabel.

Sesuai namanya, perjalanan ini memang ditujukan untuk anak muda yang ingin berpetualang ke tempat baru. Setelah sebelumnya bertualang di Peru (Yoon Sang, Yu Hee-yeol, dan Lee Juck) dan Laos (Yoo Yeon-seok, Son Ho-jun, dan Baro), kali ini perjalanannya berlanjut ke Islandia dengan cast members Jung Woo, Jung Sang-hoon, Kang Ha-Neul, Dan Jo Jung-suk. Keempatnya akan mencari "hadiah dewa", yakni Cahaya Aurora (Northern Lights).


Cast members 'Youth Over Flowers' berpose saat konferensi pers di sebuah hotel di Gangnam, Seoul pada 29 Desember 2015 lalu. Dari kiri: Jung Woo, Kang Ha-neul, Jung Sang-hoon, dan Jo Jung-suk. (courtesy of CJ E&M)

Menurut PD Na sendiri, mereka tidak direkrut secara sengaja sebagai members. "Aku kebetulan bertemu Jo Jung-suk, dan saat berbincang dengannya, kupikir akan menyenangkan bila bepergian bersamanya. Jadilah aku mencari orang-orang sekitar Jo untuk menemaninya di acara ini," ujarnya saat konferensi pers di hotel Imperial Palace di Gangnam, Seoul pada 29 Desember 2015 lalu.

PD Na menyebut bahwa episode ini adalah yang terbaik sepanjang masa dari serial 'Over Flowers'. Soalnya ini pertama kalinya PD Na dan timnya jalan-jalan ke sebuah negara bagian utara karena perjalanan ke Islandia relatif murah selama musim dingin.

"Rasanya sulit untuk bepergian ke tempat yang dingin bersama dengan mereka yang berusia 60-an dan 70-an, tapi anak muda ini bisa enjoy bersama-sama, dan menunjukkan pemuda yang tanpa rasa takut," tambah PD Na.

Di episode pertama; hanya Jo, Jung Woo, dan Jung yang naik pesawat menuju Islandia yang beku. Mereka bertiga tidak memiliki pengalaman backpacking dimana pun dan parahnya lagi mereka bertiga tidak fasih berbahasa Inggris, tetapi mereka tetap berpikir positif. Mereka menyebut dirinya "Trio Bodoh", mengacu pada kekonyolan mereka, tetapi mereka berjanji menjaga satu sama lain selama perjalanan.

Jung, yang tertua dari mereka bertiga, merawat dua temannya dengan membuat suasana nyaman bagi mereka dan berbagi segala hal. Jo mengambil peran "otak" karena kemampuannya dalam menggunakan aplikasi penerjemah di smartphone-nya. Sedang Jung Woo selalu memancarkan kebahagiaan. Senyum selalu menghiasi wajahnya dan ia 'ringan tangan'. Dia memamerkan keterampilan memasak yang diperoleh dari kemandiriannya selama bertahun-tahun.

Tiga orang yang optimis ini berhasil memikat penonton, terbukti dari nama members dan acara perjalanannya menduduki peringkat atas dari kata yang sering dicari di portal website.

Penampilan Kang di episode kedua Jumat ini di tvN diharapkan membuat tim sempurna untuk memulai kisah perjalanan mereka.

Bagi teman-teman yang penasaran, silahkan pantau Channel M di hari Sabtu, 16 Januari mendatang pukul 20.00 WIB. Don't miss it, guys!!!


Disarikan dari sini dengan pengubahan seperlunya.