Happy Cat Kaoani

Jumat, 11 Desember 2015

님아, 그 강을 건너지 마오 (My Love, Don't Cross That River): Cinta yang Sederhana

Bagaimana perasaanmu saat bertemu dan menikah dengan pujaan hati? Terlebih setelah mengorbankan segalanya agar kamu dan pasangan bisa melanjutkan ke tahap yang lebih serius. Bahagia, lega, haru, semuanya pasti campur-aduk.

Menikah berarti menyatukan segalanya. Keluarga, ego, kehidupan, keuangan, dan jiwa. Kelihatannya sederhana, tetapi jika tidak dianggap serius akan menimbulkan konflik. Korbannya akan banyak, tetapi yang lebih dulu merasakan dampak adalah anak-anak dan lingkungan terdekat.

Lalu, bagaimana mewujudkan rumah tangga yang bahagia hingga akhir hayat?

***
Awalnya saya pikir ini film drama khas Korea yang menya-menye. Tetapi setelah sang sutradara, Mo-young Jin, dipilih sebagai tamu kehormatan di Academy Awards, barulah saya ngeh. Rasa penasaran membuat saya akhirnya memutuskan menonton film ini.

Yang menarik adalah film ini merupakan dokumenter yang menggambarkan kehidupan sepasang suami-istri yang memasuki usia senja. Melihat adegan awalnya, kita pasti akan tersenyum. Mereka berdua sudah sepuh tetapi masih 'bertingkah' layaknya 'pasangan muda'. Bercanda, tertawa, menghibur diri masing-masing, saling menggoda; semuanya digambarkan dengan utuh.

Film mencapai klimaks saat sang suami kondisi fisiknya semakin menurun setahun terakhir. Saat anjing kesayangannya mati, sang istri mendadak 'tersadar' waktunya bersama suami tak akan lama lagi. Keinginannya hanya satu: ia ingin pergi bersama suami tercinta sambil menggenggam tangannya yang keriput. Bisakah keinginannya tercapai?

***
Mo-young Jin, sutradara film
Proses syutingnya dilakukan selama 15 bulan di daerah Hoengseoung, Propinsi Gangwon, Korea Selatan. Total biaya produksinya sekitar US$ 110.000 dan mencatat box office dengan nilai US$ 34.3 juta.

Untuk jalan cerita sendiri, saya akui membuat kita terhanyut dan pasti memimpikan hal yang sama. Jangan lupa menyiapkan saputangan, karena di akhir-akhir adegan air mata kita dijamin akan menganak sungai. Lebih keren lagi jika ada bahu yang ditempati bersandar, sayangnya nggak berlaku bagi jomblo. Mungkin bisa aja pake bahu orang lain. :D

Sayangnya, menurut saya banyak adegan yang dipotong. Mungkin agar penonton tidak bosan dan durasinya tidak terlalu lama. Kurangnya foto yang ditampilkan saat mereka muda dan memiliki keluarga besar membuat kita harus menonton seluruhnya agar mengetahui siapa saja bagian dari keluarga Jo.

Menonton dokumenter ini membuat kita lupa akan plot cerita drama Korea umumnya: cinta-cintaan yang berlebihan, konflik yang tak pernah habis dan selalu berkaitan, dan ending yang begitu-begitu saja. Ini adalah realita bagaimana selama 75 tahun (mereka menikah tahun 1938) mereka saling mengisi dan berusaha mempertahankan cinta mereka.

Cocok untuk mereka yang akan, sedang, dan telah menikah.

Trailernya bisa dilihat berikut ini. Subtitle-nya bisa di-download di sini.


Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  

3 komentar: